Rabu, 15 April 2009

Deception Point by Dan Brown

deception pointBuku ini adalah salah satu oleh-oleh yang saya bawa sekembali dari tugas di Jakarta selain sekantung pempek, lima keping dvd dengan beragam tema, dan sekantung roti boy. :-D Deception Point (yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Titik Muslihat”) adalah buku ke-empat Dan Brown yang saya baca setelah The Da Vinci Code, Angels and Demons, dan Digital Fortress. Cukup lama saya mencari buku ini, khususnya yang versi bahasa Indonesia sebab saya telah membaca sebagian isi buku dari ebook yang ada di Treo 650 saya. Dengan warna dasar merah yang mendominasi sampul buku digabung dengan latar belakang bendera Amerika Serikat yang terkoyak, buku ini cukup eye-catching saat berada di tumpukan buku-buku baru lainnya, sehingga (menurut saya) penulisan “penulis buku mega-bestseller the da vinci code” serasa terlalu dipaksakan hanya demi memperjelas siapa sesungguhnya Dan Brown ini. Tokoh sentral dalam buku ini adalah Rachel Sexton, seorang gister kepala (gister: staff yang bertugas menganalisa data dan laporan yang rumit dan kemudian membuat intisarinya untuk kemudian menjadi bahan intelijen) di National Reconnaissance Office (NRO), yang bertugas sebagai penghubung intelijen ke Gedung Putih. Meskipun demikian, ia juga adalah putri dari Senator Sexton yang tengah melakukan kampanye untuk maju ke pemilihan Presiden Amerika Serikat. Kisah, sebagaimana buku-buku Dan Brown lainnya yang telah saya baca, diawali dengan suatu pembunuhan tanpa kejelasan motif, separuh data tersembunyi, dan identitas yang mengambang. Kisah berlanjut ketika satelit baru NASA menemukan sebuah objek amat berharga yang terkubur 300 kaki di dalam lapisan es Arktika saat NASA tengah mendapat kecaman dan hujatan dari pesaing pemilu Presiden Amerika Serikat - Senator Sexton. Penemuan tersebut akan membawa NASA lepas dari lilitan kesulitan, kecaman, dan hujatan sehubungan dengan performa NASA yang memburuk. Penemuan yang akan membawa kemenangan dan memberikan dampak yang sangat besar bagi sejarah umat manusia, kebijakan ruang angkasa Amerika Serikat, dan pemilihan presiden mendatang. Untuk melakukan verifikasi kebenaran data penemuan tersebut, Presiden Amerika Serikat mengirimkan Rachel, putri pesaingnya sekaligus analis data intelijen, dan 4 ilmuwan lainnya yang tidak terkait dengan pemerintahan ke dataran es tersebut. Di tengah kegemilangan dan kesuksesan penemuan serta verifikasi yang memberikan indikasi positif tentang keakuratan data penemuan, satu demi satu fakta-fakta baru bermunculan yang justru menentang kebenaran data penemuan. Sebelum Rachel dapat menghubungi Presiden, ia diserang sekelompok pembunuh mematikan, grup elit pasukan khusus, yang hanya bisa dikendalikan oleh segelintir orang dengan kekuasaan tinggi - pengendali misterius, yang akan melakukan apapun untuk menyembunyikan kebenaran - sebuah muslihat yang menggemparkan dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar